Artikel kali ini akan membahas mengenai tata cara sembahyang Jing Tian Gong atau dalam dialek Hokkian disebut King Thi Kong. Ada pula yang menyebutnya sebagai Sembahyang Tuhan Allah.
CATATAN:
Sebutan "Sembahyang Tuhan Allah" di atas adalah salah satu sebutan umum di tengah masyarakat Tionghoa dan belum tentu menunjukkan adanya keterkaitan dengan salah satu agama yang diakui di Indonesia.
Sembahyang King Thi Kong diadakan pada tanggal 9 bulan pertama Imlek, atau 9 hari sesudah Tahun Baru Imlek. Ada yang mengatakan bahwa Angka 9 ini merupakan angka penutup yang sempurna dan menguntungkan. Jadi bulannya berangka 1 dan harinya berangka 9. 1 merupakan awal dan 9 merupakan akhir. Terlepas dari kebenaran hal ini, Anda hendaknya menghormati segenap pendapat dan penafsiran. Bagaimanapun juga yang harus disadari, budaya bukanlah ilmu pasti. Dengan demikian, masih membuka serangkaian tafsir yang luas. Budaya dan seni adalah masalah memperkaya batin. Jadi Anda tidak dapat menerapkan pandangan yang kaku dan Anda anggap paling benar. Sesungguhnya hal semacam itu hanya memupuk ke"aku"an semata, sehingga menjauhkan Anda dari kebahagiaan batin itu sendiri. Berikut ini mengulas sesajian atau perlengkapan yang dipergunakan dalam sembahyang.
- Lilin: melambangkan batin yang terang, lilin juga lurus, sehingga hidup kita harus lurus dan jangan berperilaku curang. 
- Dupa: melambangkan keharuman perilaku. Aroma yang timbul juga dapat menenangkan batin. 
- Air bersih: kita membersihkan diri dengan air. Jadi air melambangkan kebersihan baik jasmani maupun batin.
- Pisang: bahasa Hokkiannya adalah Cio. Melambangkan keselamatan 
- Jeruk: bahasa Hokkiannya adalah Kiet. Melambangkan kesejahteraan. 
- Delima: melambangkan kelimpahan, karena delima isinya banyak. 
- Manisan: manisan selain manis juga lengket. Ini melambangkan agar kehidupan orang yang bersembahyang senantiasa manis dan langgeng. 
- Wajik: Wajik sifatnya lengket dan tidak mudah dicerai beraikan. Ini melambangkan bahwa kita semua harus bersatu padu. Jangan saling membeda-bedakan. Dengan semangat kerja sama dan gotong royong maka negara akan maju. 
- Kue Ku: bentuknya menyerupai buah tho yang biasa dimakan para dewa. Oleh karenanya dipandang sebagai lambang panjang usia. 
- Tebu: Tebu tumbuhnya meninggi. melambangkan agar semangat dan kebajikan kita semakin tinggi. Jangan sampai semangat kita semakin merosot. 
-  Ronde: bentuk bulat melambangkan kesempurnaan, karena ke mana pun kita pergi pasti akan kembali ke awal. Dengan demikian juga ditafsirkan ke mana pun kita menapaki kehidupan, jangan lupa dengan Yang Awal. Ronde berwarna merah lambang keberuntungan, sedangkan yang putih lambang kesucian hati. 
- Misoa: misoa mempunyai bentuk yang panjang. Artinya adalah panjang umur. Selain itu, dalam mengambil misoa kita perlu berhati-hati karena sifatnya yang licin. Jadi dalam bertindak kita perlu berhati-hati. 
- Uang kertas: melambangkan kemakmuran dan ajaran bahwa kita harus rajin beramal. 
- Pustaka Suci: manusia hidup di dunia memerlukan bimbingan spiritual. Tentu saja pustaka suci di sini juga berarti buku yang mengajarkan kebajikan dan cinta kasih pada sesama manusia. 
 Demikian sesaji yang diperlukan dalam sembahyang. Setelah bersembahyang seseorang berlutut tiga kali dan menyembah sembilan kali. Semoga bermanfaat.
Sumber: https://ramalanfengshuiastrologimetafisika.wordpress.com